Featured post

Mu'jizat dan karamah

Ibnu Taimiyah, seorang ulama' besar yang banyak menyampaikan kritik tajam terhadap praktek-praktek tasauf yang dinilai menyimpang ternya...

Tindakan-tindakan aneh Nabi Khidir yang Membuat Nabi Musa Tercengang

5:08 AM
Begitulah, Setelah keduany sepakat dengan syarat itu mereka lalu mengadakan perjalanan panjang. Maka mulailah Khidir memberikan pelajaran pertamanya. Ketika itu mereka akan menyeberangi sebuah sungai dengan menaiki perahu. Di atas perahu ini, Khidir mulai bertingkah aneh dan tak masuk akal, yaitu melubangi perahu yang mereka tumpangi. Dan bagaimana reaksi Musa seketika itu?.

Ternyata benar apa yang dikatakan Khidir. Musa yang sejak semula disangsikan kesabarannya itupun mulai menunjukkkan sikapnya. Musa tidak bisa menerima tindakan gurunya itu. Ya, bukankah dengan melubangi perahu tersebut itu berarti akan menenggelamkan mereka semua?, Bukankah tindakan itu sebuah kesalahan, pelanggaran, dan dosa sebab bisa merugikan orang lain?.

Berbagai pertanyaan itu terus berkecamuk dalam benak Musa. Dia yang sejak semula punya sikap keras itupun akhirnya tidak bisa membendung perasaannya.

"Mengapa kamu melubangi perahu ini?, Bukankah dengan itu kita bisa tenggelam?. Sungguh, kamu telah melakukan kesalahan yang besar!", protes Musa.

Untuk pertama kalinya Musa menerima pengajaran dari Khidir, dan untuk pertama kalinya juga dia melanggar janjinya. Lantas, apakah jawaban Khidir sendiri terhadap tindakan Musa?.

"Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu tak akan mampu bersabar jika bersamaku?".

Musa kemdian sadar, walaupun dalam hati sesungguhnya dia masih tak bisa menerima tindakan gurunya tersebut. Dia hanya diam seribu bahasa dalam ketidakmengertian. Musa berusaha untuk meyakinkan diri bahwa ada saatnya nanti Khidir akan menjelaskan perihal rahasia dari tindakannya itu.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan. Dan tanpa diduga oleh Musa perahu yan mereka tumpangi ternyata bisa mendarat dan baru tenggelam pas berada di pinggiran sungai. Sungguh luar biasa perhitungan Khidir. Tapi, sekali lagi Musa rupanya tidak menyadari hal itu. Dan masih belu hilang rasa bingung dalam hatinya dengan tindakan gurunya tadi, Khidirpun untuk kedua kalinya memberikan pelajaran yang harus direnungkan dengan sungguh-sungguh oleh Musa. Baru beberapa saat mereka melangkah dan beranjak dari perahu Khidir bertingkah aneh lagi. Saat itu mereka bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bermain-main di pinggiran sungai. Khidir mendekati anak tersebut. Dan diluar dugaan siapapun tak terkecuali oleh Musa sendiri, tiba-tiba Khidir membunuhnya tanpa alasan yang jelas. Tentu saja Musa kaget, mengapa gurunya itu bertindak di luar batas kemanusiaan?.

Kali ini Musa tidak saja bingung dan tak mengerti, namun juga tidak bisa menerimanya. Bagaimanapun juga membunuh adalah tindakan kelewat batas. Siapapun tak akan ada yang membenarkannya. Itu adalah tindakan dosa, bahkan tak terampunkan.Musa tak bisa tinggal diam dengan tindakan gurunya tersebut.

"Mengapa kamu bunuh seorang anak yang masih suci?. sungguh kamu telah melakukan perbuatan mungkar!".

Demikianlah reaksi Musa. Namun untuk kedua kalinya Khidir hanya mengulangi ucapannya sebagaimana yang disampaikan sebelumnya.

"Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu tak akan mampu bersabar jika bersamaku?".

Lagi, Musa hanya diam dalam kebingungan sekaligus kemarahan. Bagaimanapun tindakan Khidir kali ini sudah kelewat batas dan tak masuk akal. Namun rupanya dalam hati Musa mulai tertanam satu kesadaran bahwa dia memang belum mempunyai pengetahuan yang cukup untuk bisa tahu hakikat dan rahasia dari tindakan gurunya.

Musa sadar betul bahwa masih seperti orang awam yang tak pernah bisa mengerti tentang tindakan-tindakan aneh yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang punya kedekatan dengan Allah. Musapun lal berjanji:

"Jika aku masih bertanya lagi setelah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku untuk menyertaimu. Sungguh, sudah cukup bagimu memberikan maaf kepadaku!".

Musa berjanji bahwa dia tak akan lagi bertanya tentang berbagai tindakan yang dilakukan oleh Khidir. Selain untuk memenuhi janjinya semula, dalam diri Musa sendiri sesungguhnya mulai yakin bahwa apa yang dilakukan oleh gurunya pasti mengandung sebuah rahasia yang tersembunyi yang masih belum ia ketahui untuk sementara waktu.

Setelah kejadian itu, lalu mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di suatu negeri. Dalam negeri itu mereka meminta agar penduduk menyambutnya, namun mereka tidak mau. Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi yang tak lama kemudian mereka mendapati sebuah rumah dengan dinding yang hampir roboh. Melihat keadaan itu serta merta Khidir membetulkannya. Dan tentu saja kali itu Musa merasa heran, "Jika kamu mau, niscaya kamu akan mengambil upah untuk itu!", kata Musa.

Khidir hanya tersenyum. Tiga pelajaran telah disampaikan oleh Khidir kepada Musa, namun sampai pada saat itu muridnya masih belum bisa memahami ajarannya. Maka tibalah saatnya untuk menjelaskan semua yang telah terjadi.

"Inilah saatnya perpisahan antara kita. Sekarang akan aku beritahu semua maksud dari tindakanku yang kau tak sanggup untuk sabar menghadapinya", kata Khidir.

satu persatu tindakan Khidir yang dinilai irasional oleh Musa dijelaskan.

Pertama, mengenai masalah mengapa dia merusak sebuah perahu dengan melubanginya, Khiddir menjelaskan sebagai berikut:

"Adapun perahu itu adalah keunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku merusaknya sebab dihadapan mereka adalah seorang raja yang akan merampas semua perahu yang ada!".

menurut Khidir, perahu yang ditumpanginya adalah milik seorang miskin yang tak punya sumber penghasilan lain selain hanya pada sebuah perahu tersebut. Dan dengan ketajaman hatinyaKhidir tahu bahwa beberapa saat lagi sang raja penguasa wilayah tersebut akan merampas semua perahu yang ada di sungai itu. Untuk menyelamatkannya dari rampasan raja, sengaja Khidir membocori dan merusaknya supaya perahu milik orang miskin tersebut tidak ikut dirampas. Dengan demikian dia masih bisa bekerja dengan perahunya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Kedua, adapun mengenai anak kecil yang sengaja dibunuhnya. Khidir menjelaskan:

"Dan adapun mengenai anak itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin. Aku sangat khawatir anak itu kelak akan meyeret kedua orang tuanya kepada jalan kesesatan dan kekafiran. Dan aku menghendaki supaya Allah mengganti anak mereka dengan seorang anak yang lebih baik".

Khidir, sebagaimana yang dikatakannya sendiri, sebenarnya tahu bahwa anak kecil yang dibunuhnya itu adalah anak yang kelak akan tubuh menjadi manusia yang berbahaya bagi kedua orang tuanya. Anak tersebut berpotensi untuk menjerumuskan ibu bapaknya yang beriman ke jalan sesat dan kufur. Dengan membunuhnya itu berarti Khidir menyelamatkan kedua orang tuanya, bahkan akan menyelamatkan orang banyak dari kesesatan yang kelak akan ditimbulkan oleh anak tersebut.

Musa tercengang dengan penjelasan Khidir. Dia sadar bahwa sikap keras kepalanya yang tak bisa menerima tindakan gurunya itu adalah lebih diakibatkan oleh ketidaktahuannya terhadap rahasia dibalik tindakan aneh yang dilakukan Khidir. Selama itu dia hanya memandang perilaku dan tindakan Khidir hanya sebatas pada sisi wujud dhahirnya saja tanpa mencoba menyelami hakikatnya.

Ketiga, mengenai masalah mengapa Khidir berbaik hati mau memperbaiki sebuah tembok rumah yang hampir roboh, dia menjelaskan sebagai berikut:

"Adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim, yang dibawahnya ada sebuah harta warisan untuk mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang shalih. Maka Tuhanmu menghendaki agar mereka berdua sampai pada ummur dewasa dan mengeluarkan harta warisan itu, dan aku memperbaiki tembok tersebut bukan atas kemauanku sendiri".

Khidir menjelaskan bahwa tindakannya memperbaiki tembok yang akan roboh dikarenakan di dalam tanah dimana tembok tersebut dibangun ada sebuah harta warisan yang diperuntukkan bagi dua anak yatim yang saat itu masih kecil. Dengan memperbaiki tembok tersebut Khidir tahu bahwa kelak ketika kedua anak tersebut dewasa, pada saat itulh tembok yang diperbaikinya tersebut akan roboh. Kelak kedua anak yatim itu akan memperbaikinya yang lalu akan menemukan harta tersebut.

Untuk kesekian kalinya Musa tercengang. Dia merasa bahwa Khdir, gurunya itu bukanlah manusia sembarangan. Dia adalah manusia yang benar-benar dikaruniai Allah dengan sebuah ilmu yang langsung dari-Nya hingga dia mampu mengetahui hal-hal ghaib yang akan terjadi.

Prev page <<<
Tindakan-tindakan aneh Nabi Khidir yang Membuat Nabi Musa Tercengang Tindakan-tindakan aneh Nabi Khidir yang Membuat Nabi Musa Tercengang Reviewed by Yonif on 5:08 AM Rating: 5

Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir

9:30 PM
Dalam peralanan sejarah yang panjang, Al Qur'an selai mengisahkan tentang Musa dan Fir'aun juga mengisahkan tentang Musa dan seseorang yang diyakini sebagai nabi Khidir. Dan sebagaimana kisah-kisah sebelumnya, kisah perjalanan nabi Musa dengan seseorang yang disebut terakhir ini juga mengindikasikan betapa sisi supranaturalistik dari mukjizat seorang nabi itu sulit sekali dianalisis secara ilmiah. Sama dengan tindakan Musa yang membunuh seorang Mesir hanya dengan kepalan tinju yang sepertinya tak mungkin hal itu bisa terjadi, demikian pula kisah tindakan nyleneh Khidir yang ditunjukkkan kepada Musa.


Permulaan kisah barangkali dapat dimulai dari petunjuk ayat berikut:
"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami" (QS Al Kahfi:65)

Pada saat itu Musa berjalan dengan salah seorang muridnya yang sebelumnya dia sendiri telah berjanji, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua lauta, atau (kalau tidak demikian) aku akan berjalan terus bertahun-tahun (sampai menemukan tempat itu)".

Dalam perjalanan panjangnya, sampailah Musa dan muridnya di tempat yang dimaksud, yaitu satu tempat yang merupakan pertemuan dua lautan. Di tempat inilah, dia bersama muridnya bertemu dengan seorang hamba Allah yang shalih, yang dalam Al Qur'an dinyatakan sebagai hamba Allah yang telah dianugerahi oeh Allah dengan rahmat berupa pengajaran ilmu langsung dari-Nya. Mayoritas ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud seorang hamba shalih tersebut adalah Khidir, sedangkan yang dimaksud dengan "rahmat" di situ adalah derajat kenabian. Adapun yang dimaksud dengan "ilmu yang langsung dari-Nya" adalah berupa ilmu ghaib atau dalam istilah terminologi tasauf barangkali semacam ilmu mukasyafah.

Atas petunjuk Allah, Musa sesungguhnya mengetahui keberadaan seorang hamba tersebut. Dan pada saat bertemu dengannya, Musa langsung memohon agar dia diangkat sebgai murid, dia ingin belajar banyak dari pengalaman hidup dan belajar pengetahuan yang sebelumnya Musa kurang memahaminya.

"Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan-Nya kepadamu".

"Kau tak akan sanggup untuk bersabar bersamaku:.

Itulah jawaban Khidir kepada Musa. Sebuah jawaban singkat namun masih menyimpan tanda tanya besar. Mengapa Khidir meragukan kesabaran seorang Musa yang nabi itu?. Mungkin Khidir sendiri mengetahui bahwa Musa, sebenarnya masih perlu banyak belajar bagaimana cara bersabar, sekaligus mengapa harus sabar. Khidir tahu persis bahwa Musa masih belum punya kesiapan untuk mengikuti langkahnya, tak akan bisa sabar melihat kenyataan-kenyataan hidup, dan tak akan mampu menafsirkan segala tindakan yang akan diajarkan kepadanya. Sekali lagi, Khidir tahu beul bahwa Musa masih belum mempunyai ketajaman hati dan kedalaman berpikir utnuk menangkap rahasia-rahasia tindakan Khidir. Atas dasar ini, maka tak heran jika Khidir meragukan kesabaran Musa.

"Bagaimana kamu bisa bersabar atas segala sesuatu, sementara kamu masih belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang itu?".

Namun Musa masih bersikeras untuk mengikuti kemana langkah Khidir pergi. Dia sudah menetapkan satu tekat, bahwa dia harus menjadi murid Khidir dan harus banyak belajar tentang ilmu darinya. Dia berjanji akan berusaha untuk bersabar dan menjadi seorang murid yang baik.

"InsyaAllah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang bersabar. Aku tidak akan menentang segala kebijakanmu:, janji Musa kepada Khidir.

Akhirnya orang tua yang shalih itupun menerima Musa, namun masih dengan satu syarat, Musa tidak boleh mempertanyakan segala pengajaran yang diajarkan kepadanya.

"Jika mengikutiku, maka janganlah sekali-kali kamu mempertanyakan tentang sesuatu apapun kepadaku sampai aku sendiri nanti yang akan menjelaskan kepadamu", pinta Khidir.

Syarat tersebut langsung diterima oleh Musa sebab mungkin saja dia merasa syarat yang diajukan Khidir itu mudah. Musa mungkin tidak menyadari bahwa syarat tersebut menuntutnya agar tidak banyak bicara sebelum berpikir. Dia dituntut untuk banyak merenung myikapi semua hal, terutama yang berkaitan dengan tindakan Khidir. Syarat ini sesungguhnya mewajibkan dia untuk tidak melihat segala sesuatu hanya dari sisi wujud, namun yang terpenting adalah dari sisi hakikatnya.

Next Page >>>
Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir Reviewed by Yonif on 9:30 PM Rating: 5

Pemindahan Istana Ratu Saba' Oleh Ashif bin Barkhaya

10:15 PM
"Wahai para pembesar, siapakah diantara kalian yang sanggup membawa singgasana Ratu Balqis ke sini sebelum dia datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri?", tanya Sulaiman.

Bukan main!. Sungguh suatu rencana yang tak masuk akal. Sulaiman menginginkan singgasana kerajaan Saba' dipindah ke tempatnya. Siapakah yang punya kesanggupan untuk memindahkan singgasana dari negeri Saba' ke kerajaan Sulaiman yang jaraknya begitu jauh?. Jangankan memindah, menggeserpun rasanya mustahil untuk dilakukan. Bahkan dengan peralatan modern seperti saat ini pun tak akan mungkin untuk memindahkan sebuah singgasana dari suatu tempatke tempat yang lainnya. permintaan nabi Sulaiman sungguh tak masuk akal, tak rasional dan tidak bisa dinalar dengan logika. Namun apakah semua yang tidak masuk akal itu mustahil terjadi di dunia?.

Ternyata tidak. sekali lagi tidak semua yang tak masuk akal itu tidak bisa terjadi di dunia.

Dengan permintaan Sulaima tersebut, Ifrit, salah satu dari bangsa jin menyampaikan kesanggupannya, "Aku akan membawa singgasana itu kemar sebelum Anda berdiri dari tempat duduk. Sungguh aku punya kekuatan untuk itu, percayalah!".

Luar biasa. Ifrit menjanjikan akan membawa singgasana Ratu Balqis dalam jarak waktu hanya beberapa saat, yakni sebelum sulaiman beranjak dari tempat duduknya. Kekuatan apa yang akan digunakan oleh Ifrit? Entahlah, yang jelas, sebelum Sulaiman memberikan ijin kepada Ifrit dan sebelum Ifrit sendiri berangkat memindahkan singgasana itu, tiba-tiba ada salah seorang yang menyatakan kesanggupannya yang melebihi kesanggupan Ifrit.

"Saya  akan membawa singgasana Ratu Balqis kemari sebelum mata Tuan berkedip", katanya.

Subhhanallah!. Siapakah dia?. Manusia macam apakah yang mempunyai kesanggupan seperti itu?. Kekuatan macam apakah yang dia miliki hingga sanggup memboyong sebuah bangunan singgasana dalam waktu hanya sekejap mata?.

DIalah Ashif bin Barkhaya, seorang kaki tangan sekaligus salah seorang kepercayaan nabi Sulaiman. Al Qur'an menyebut dia sebagai seorang "yang mempunyai (rahasia) ilmu dari al Kitab"'indahu 'ilmun minal kitab). Para ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan al Kitab disini adalah kitab Taurat dan Zabur. Ya, dialah seorang hamba yang mempunyai kedekatan luar biasa dengan Allah hingga seakan-akan tiada lagi batas antara dia dengan-Nya. Dialah manusia shalih, yang saking dekatnya sampai Allah berkenan menganugerahkan satu kekuatan dan kemampuan luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Begitulah. dalam sekejap mata, sebelum nabi Sulaiman matanya berkedip saat itu juga bangunan megah singgasana Ratu Balqis yang semula berada di negeri Saba' telah berpindah tempat di hadapan nabi Sulaiman. Peristiwa itu benar-benar membuat mata setiap orang tercengang, heran dan takjub yang nyaris tidak percaya dengan pemandangan itu. Sulaiman sendiri, ketika melihat keajaiban itu hanya bisa mengatakan, "Sungguh, ini adalah sebuah karunia dari Allah untuk menguji apakah aku termasuk orang yang bersyukur atau malah termasuk orang yang kufur terhadap nikmat-Nya".

Bukan hanya nabi Sulaiman, ternyata ratu Balqis sendiri pun demikian. Dia merasakan satu ketakjuban yang lua biasa dengan singgasananya yang tiba-tiba saja berada di tempat nabi Sulaiman. Makanya, ketika pemimpin wanita ini datang ke tempat nabi Sulaiman untuk memenuhi panggilannya, nabi Sulaiman bertanya kepadanya, "Seperti inikah singgasanamu?".

Sambil meyakinkan hati yang tak percaya dengan kenyataan tersebut, ratu Balqis berkata, "Sepertinya, iya!".

Begitulah, akhirnya seorang ratu dari negeri Saba' itu pun masuk Islam, bahkan bersedia dipersunting nabi Sulaiman sebagai istri.

Kisah tentang kemampuan Ashif bin Barkhaya telah diabadikan dalam Al Qur'an. Keabsahan ceritanya tak diragukan lagi. Itu adalah kisah yang haq bukan sekedar dongeng atau kisah-kisah fiktif lainnya. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya bukan berbentuk sihir, magic atau sulap yang bisa dan biasa mengelabui pandangan mata. Kemampuan itu adalah sebuah anugerah dari Allah yang lebih dekat dengan sebuah karamah.

Prev page <<<<
Pemindahan Istana Ratu Saba' Oleh Ashif bin Barkhaya Pemindahan Istana Ratu Saba' Oleh Ashif bin Barkhaya Reviewed by Yonif on 10:15 PM Rating: 5

Sepucuk Surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis

12:34 AM
Pada suatu hari nabi Sulaiman mencari seekor burung bernama Hud-hud, sebab dalam pemeriksaannya burung tersebut tidak ada di tempat sebagaimana burung-burung yang lain. Lama mencari namun tak kunjung ketemu, nabi Sulaiman pun menjadi geram.

"Sungguh, aku akan menghukumnya dengan hukuman yang berat, atau bahkan aku akan menyembelihnya, jika dia tidak datang dengan membawa suatu alasan yang tepat".

Tak lama kemudian burung itupun datang dengan membawa satu kabar penting.

"Aku mengetahui satu hal yang belum anda ketahui, Tuan!. Di negeri Saba' sana, ada sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang wanita. Di tempat itu, aku mengetahui betapa kenikmatan Allah telah disalahgunakan dengan kesesatan mereka yang mnyembah matahari, dan setan pun ternyata merasuki kepribadian mereka, hingga apa yang mereka perbuat sangat jauh dari jalan Allah dan dari petunjuk-Nya".

Seorang wanita yang memerintah negeri saba', yang dimaksud oleh burung Hud-hud adalah Ratu Balqis. Seorang ratu ini beserta semua penduduknya menyembah matahari, bukan menjadikan Allah sebagai sesembahannya.

Sejenak nabi sulaiman diam, antara percaya dan ragu dengan sebuah kabar yang dibawa oleh seekor burung yang sekarang sudah tidak ada keturunannya itu.

"Aku tak bisa mempercayai begitu saja dengan kabar yang kau bawa. Untuk itu, pergilah kau sekarang ke negeri itu dan berikanlah sepucuk surat dariku ini, kemudian perhatikan apa reaksi mereka". kaa Sulaiman kepada Hud-hud.

Tentu, kebijakan Sulaiman mengirimkan sepucuk surat kepada Ratu Balqis adalah sebagai peringatan terhadap negeri itu supaya mereka tidak larut dalam kesesatan, sekaligus untuk mengecek sejauh mana kebenaran kabar yang dibawa oleh burung tersebut.

Maka nabi Sulaiman pun menuis sepucuk surat untuk Ratu Balqis. Al Qur'an mendokumentasikan isi surat itu dalam ayat ke 30-31 surat An Naml, dimana dalam surat tersebut Sulaiman menulis sebagai berikut:

"Sesungguhnya surat ini dari sulaiman dan sesungguhnya surat ini dimulai Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Janganlah kamu berlaku sombong terhadapku dan datang-lah kalian kepadaku sebagai orang yang berserah diri (sebagai seorang muslim)".

Hud-hud pergi menyampaikan surat tersebut k negeri Sabaiyah. Ratu Balqis, sesaat setelah menerimanya langsung membacanya

"Ini adalah sepucuk surat dari Sulaiman. Dia minta agar kita mau takluk kepadanya!", kata Ratu Balqis kepada para menterinya setelah dia merasa bingung, kebijakan apa yang harus dia ambil menanggapi surat Sulaiman tersebut.

"Tolong, berikanlah masukan, saran dan pendapat kalian, apa yang harus aku lakukan dengan surat ini!".

Sesaat setelah hening, seorang pembesar kerajaan ada yang mencoba utnuk memberi saran, "Kita adalah sebuah negeri yang mempunyai kekuatan besar dan punya keberanian dalam hal berperang. Untuk itu, hamba sarankan kepada paduka untuk mempertimbangkan lagi jika ingin menyerah kepada mereka. Tapi bagaimanapun semua keputusan akhir ada di tangan paduka".

Sejenak Ratu Balqis terdiam. Pandangannya menerawang jauh ke angkasa.

"Aku tak ingin berperang. Sebab, sesungguhnya jika seorang raja telah memasuki suatu negeri, pasti mereka akan membinasakan, mereka akan menjadikan orang-orang yang mulia menjadi hina. Demikian pula jika memang benar-benar akan datang kemari. Mereka akan melakukan perbuatan yang sama:.

Para pembesar kerajaan terdiam dan tertunduk. Tak ada lagi dari mereka yang mencoba memberikan masukan.

"Tidak, begini saja , Aku akan mengirimkan beberapa utusan kepada Sulaiman dengan membawa hadiah. kita lihat nanti, bagaimana tanggapan raja itu", Lanjut Ratu Balqis.

Semua setuju, Maka berangkatlah beberapa utusan dengan membawa beberapa hadiah sekaligus harapan semoga Sulaiman mau menerimanya. Namun apa kenyataannya?, Setelah utusan tersebut sampai di tempat Sulaiman lalu memberikan hadiah yang dimaksud, Nabi Sulaiman ternyata menolak pemberian hadian itu, bahkan balik mengancam.

"Apakah patut bagi kalian memberi hadiah kepadaku, padahal Allah telah menganugerahkan kenikmatan-Nya yang lebih besar. Kembalilah dan katakan kepada ratu kalian bahwa aku akan datang dengan membawa sejumlah balatentara yang kalian tak adakan sanggup melawannya. Bahkan boleh jadi aku akan mengusir kalian dari negeri Saba' sebagai orang-orang yang hina, jika memang kalian tidak mau berserah diri sebagai seorang muslim:, ancam Nabi Sulaiman.

Dengan rasa kecewa beberapa utusan itu kembali. Dan pada saat yang bersamaan, diam-diam Nabi Sulaiman mempunyai rencana khusus.

Sepucuk Surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis Sepucuk Surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis Reviewed by Yonif on 12:34 AM Rating: 5

Mu'jizat dan karamah

1:27 AM
Ibnu Taimiyah, seorang ulama' besar yang banyak menyampaikan kritik tajam terhadap praktek-praktek tasauf yang dinilai menyimpang ternyata masih mengakui adanya karamah dalam dunia kewalian. Dalam karyanya al mu'jizat wa karamatu al Auliya', Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa kejadian luar biasa (khawariq) bisa terjadi pada diri seorang nabi, namun juga dapat terjadi pada orang-orang selainnya. Selanjutnya Ibnu Taimiyah membagi khariq tersebut menjadi 2 yaitu mu'jizat dan karamah.

Mu'jizat yaitu apa yang terjadi pada diri seorang nabi berupa hal-hal luar biasa yang mengalahkan yang lain. Hal-hal ini tidak akan terjadi melainkan untuk kebaikan dan manfaat bagi manusia, karena ia bertujuan untuk membenarkan risalah seorang rasul dan untuk memastikan bahwa perkataannya adalah benar-benar dari Allah SWT.

Karamah yaitu apa yang terjadi pada diri seorang selain nabi, bisa seorang yang salih, maupun seseorang yang biasa disebut sebagai wali. Namun dalam kaitan ini Ibnu Taimiyah juga mengingatkan bahwa sesungguhnya tidak ada hubungan timbal balik antara dunia kewalian dengan karamah. Menurutnya, bahkan terkadang seorang wali tidak memiliki sesuatu yang luar biasa (khawariq), dan Allah tidak menjadikan kepadanya sesuatu yang luar biasa. Sebagaimana juga terkadang Allah menjadikan perkara-perkara yang luar biasa kepada seseorang, padahal dari segi kapasitas keimanan dan ketaqwaannya dia bukanlah kategori seorang wali.

Dalam kaitannya dengan masalah karamah di dunia kewalian, mungkin ada baiknya kita melihat sebuah hadits nabi yang seringkali dijadikan sebagai tanda kebenaran adanya khawariq dalam diri seseorang, terutama seseorang yang telah diangkat oleh Allah sebagai waliNya. Dalam sebuah hadits nabi bersabda:
"Tidaklah para hamba yang beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan hamba-hamba yang beribadah kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, maka Aku juga akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengaran yang digunakan untuk mendengarkan, (Aku adalah penglihatan) yang dia gunakan untuk melihat, (Aku adalah tangan) yang ia gunakan untuk memegang, (Aku adalah kaki) yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika saja ia memohon perlindungan kepada-Ku, maka pasti Aku akan melindunginya".

Mu'jizat dan karamah Mu'jizat dan karamah Reviewed by Yonif on 1:27 AM Rating: 5
Powered by Blogger.